Wednesday, April 1, 2015

Di arena Adu Jago

Arena Adu Jago

Sementara itu Liem masih terus berusaha mengumpulkan bukti kejahatan Tambahsia. Di Tanggerang ia berhasil membujuk M.A Gunjing untuk bersedia menjadi saksi dalam perkara hilangnya kakak kandungnya. Di depan asisten residen ia mengungkapkan kecurigaannya terhadap Piun, yang secara sembrono mengenakan kain batik tulis milik kakaknya.

Dengan tambahan petunjuk baru itu polisi berhasil mendapat pengakuan Piun bahwa ia bersama Sura membunuh Mas Sutejo. Mereka menguburkan jenazahnya di kebun tebu, masih dalam lingkungan tanah Oey Tambahsia, atas perintah majikannya itu.

Polisi lalu mencari Oey Tambah untuk diminta keterangan, tetapi ia tak di rumah. Juga di Bintang Mas, Ancol, tak terlihat batang hidungnya. Ternyata pagi-pagi ia sudah pergi mengadu ayam di Pasar Asem (daerah Pecenongan). Para petugas mengejar ke arena adu ayam. Para petaruh gempar, karena mengira polisi menggerebek pertaruhan itu. Petugas menghampiri Oey Tambah. Ia sangat terperanjat, tetapi masih yakin bahwa uangnya akan menyelamatkan dirinya. Ketika tangannya diborgol, Tambah baru menyadari bahwa ia terkena tuduhan berat, bukan sekedar persengketaannya dengan Tan Eng Goan.

Di tempat tahanan Oey dijaga ketat dan langsung di bawah pengawasan schout (pejabat kepolisian). Ia masih berusaha menyuap seorang opas untuk menyampaikan pesan kepada adik kandungnya di rumah. Opas itu disuruh membawa tongkatnya yang bertombol emas. Pesuruh itu tertangkap ketika akan memasuki rumah Oey Makau di Patekoan. Ketika diperiksa, ternyata di dalam tombol emas itu terdapat secarik kertas berisi pesan. Makau diminta menyuruh Piun dan Sura kabur secepatnya, karena kesaksian mereka bisa memberatkan perkaranya. Kertas berisi pesan itu nantinya malah menjadi bukti memberatkan di sidang pengadilan.

No comments:

Post a Comment