Monday, March 30, 2015

Tamu dari Pekalongan

Batik Pekalongan

Sementara itu di tempat lain berlangsung sebuah lakon lain. Pada suatu hari rumah Tambahsia kedatangan seorang berpakaian seperti priyayi Jawa. Ia mengaku bernama Mas Sutejo, datang dari Pekalongan untuk mencari adiknya, Mas Ayu Gunjing. Meskipun agak kurang senang dan curiga kepada lelaki Jawa yang tampan itu (Gunjing tak pernah menyebut-nyebut punya kakak lelaki), Tambahsia menyuruh anak buahnya mengantarkan tamu itu ke Pasar Baru, Tanggerang.

Kedatangan Mas Sutejo di Pasar Baru disambut hangat oleh Mas Ayu Gunjing, sebagaimana layaknya saudara yang datang dari jauh.

Pada masa itu perjalanan Pekalongan-Jakarta cukup jauh makan waktu beberapa hari dengan kereta pos ditarik kuda. Wajar bahwa Gunjing menawarkan kepada kakaknya untuk tinggal lebih lama di Tanggerang sebelum pulang kembali. Mas Tejo pun rupanya betah tinggal di rumah besar dikelilingi kebun yang luas, dengan pelayan yang setiap waktu memenuhi permintaanya. Ia jadi tinggal lebih lama daripada rencana semula. Mungkin juga ia belum cukup melepas rindu kepada adiknya yang tercinta itu.

Selain menyanyi dan menari, Gunjing juga pandai membatik. Waktu luangnya dihabiskan dengan membuat kain-kain batik halus. Kepada Sutejo ia juga menghadiahkan sehelai hasil karyanya sebagai kenang-kenangan, yang langsung dikenakan oleh kakaknya itu.

No comments:

Post a Comment