Rencana Keji
Setelah rencana itu masak, Ia menyuruh kokinya membuat kue berisi roomvla. Setelah siap kue-kue itu dihidangkan di atas piring di kamar tidurnya. Oey mengambil racun, lalu mengaduknya dengan saksama ke dalam roomvla itu. Kemudian la memerintah-kan untuk memanggil seorang kaki-tangannya, Oey Cun Ki (Ceng Ki). Antek yang biasa disuruh mencari perempuan itu bergegas ke rumah majikannya. Ia mendapatkan Oey sedang tidur-tiduran sambil mengisap madat. Tambah mempersilakan anteknya ikut mengisap, dan tawaran itu diterima dengan senang hati. Sesudah mengisap dan merenguk teh bersama, Cun Ki merasa lapar dan makan kue-kue yang tersedia di piring tanpa dipersilakan lagi. Majikannya mengamatinya dengan mata setengah terpejam sampai la menghabiskan dua buah dengan lahapnya.
"Kau makan kue itu, Ki?" Oey pura-pura bertanya.
"Ya, Sia. Maafkan, saya sangat lapar ..," jawab Cun Ki agak takut-takut kena marah.
"Wah, celaka!" seru Tambahsia. "Kali ini kau mati, sebab kue itu beracun!"
Cun Ki tenang-tenang saja, lega bahwa majikannya tidak memarahinya. "Sia, jangan main-main ah!"
"Betul!" Tambahsia bangkit, seperti hendak memberi penekanan pada kata-katanya. "Sungguh kau harus mati. Tetapi jangan khawatir. Aku akan mengurus segalanya dan menjamin hidup keluargamu kalau kau mau menuruti kehendakku!"
"Kau makan kue itu, Ki?" Oey pura-pura bertanya.
"Ya, Sia. Maafkan, saya sangat lapar ..," jawab Cun Ki agak takut-takut kena marah.
"Wah, celaka!" seru Tambahsia. "Kali ini kau mati, sebab kue itu beracun!"
Cun Ki tenang-tenang saja, lega bahwa majikannya tidak memarahinya. "Sia, jangan main-main ah!"
"Betul!" Tambahsia bangkit, seperti hendak memberi penekanan pada kata-katanya. "Sungguh kau harus mati. Tetapi jangan khawatir. Aku akan mengurus segalanya dan menjamin hidup keluargamu kalau kau mau menuruti kehendakku!"
No comments:
Post a Comment