Interior dipandang Dari Panggung
Meskipun dari luar tampak sederhana karena tidak ramai dan rumit dengan hiasan, tapi masyarakat Batavia menganggap Schouwburg sebagai gedung yang indah dan anggun. Seorang dokter yang baru tiba di Batavia dari Negeri Belanda pada tahun 1829 menyatakan dalam sebuah tulisannya bahwa gedung kesenian dengan tiang-tiang besar di serambi depan itu tak kalah bagus dibanding gedung-gedung kesenian di tanah airnva. Ia juga menceritakan tentang bagian-bagian gedung bergaya Eropa itu, yang pembuatannya disesuaikan dengan iklim tropis Batavia, Jendela-jendela besar di kiri-kanannya tidak ditutup kaca sebagaimana biasa, tapi hanya dengan kawat nyamuk berwarna hitam yang kedap sinar dan tetap memungkinkan udara segar dari luar masuk.
Yang paling indah dan mengesankan dari Schouwburg adalah bagian dalamnya. Surat kabar yang terbit dua minggu setelah peresmiannya pada tanggal 7 Desember 1821 menyebutkan bahwa dekorasi, perabotan, panggung serta sistem penerangannya sungguh-sungguh patut mendapat pujian, Penataannya diatur dengan cita rasa tinggi. Ini memang masuk di akal jika kita melihat jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk itu semua, yakni 3.707,06 gulden, melebihi separuh biaya pembangunan keseluruhan.
Mulanya Gedung Kesenian hanya diterangi lampu-lampu minyak dan lilin saja. Sesuai dengan perkembangan zaman, tahun 1864 sistem penerangannya dimodernisasikan dengan memakai lampu gas. Lampu listrik baru dipakai pada tahun 1882. Itu pun hanya di bagian dalamnya saja. Sampai tahun 1910 bagian luar gedung tetap hanya diterangi lampu-lampu gas.
Tempat duduk penonton terdiri atas parterre, yakni tempat duduk di bagian depan dekat panggung, serta balkon yang tidak terlalu tinggi di bagian belakang. Tempat duduk di balkon khusus untuk kaum wanita. Penonton laki-laki hanya boleh duduk di parterre. Kalau seorang laki-laki ingin menonton dekat sang pacar atau istri, ia boleh saja nonton dari balkon, asal tidak duduk.
Ruang-ruang kecil yang disebut loge, yang masih bisa kita lihat sampai sekarang, awalnya tidak ada. Tempat duduk dalam loge-loge itu tidak boleh dijual untuk umum dan harus selalu siap untuk para pejabat tinggi jika mereka sewaktu-waktu mau menonton opera atau drama. Mereka yang memiliki jatah untuk menggunakan ruangan khusus ini adalah gubernur jenderal (memiliki jatah dua logs dan 10 tempat duduk), ketua Raad van Indie, ketua mahkamah agung, pimpinan angkatan darat dan angkatan laut (jatahnya 16 tempat duduk), gubernur serta residen.
Entah kenapa, di Schouwburg mulanya juga tidak ada kantin. Padahal penonton selalu kehausan di tengah-tengah pertunjukan karena panasnya udara di dalam ruangan. Biasanya mereka lalu membawa sendiri minuman dari rumah, dan meminumnya pada waktu istirahat dalam kereta kuda masing-masing yang diparkir di sekitar gedung. Baru pada tahun 1849 dibuka sebuah cafe di samping Schouwburg.
Yang paling indah dan mengesankan dari Schouwburg adalah bagian dalamnya. Surat kabar yang terbit dua minggu setelah peresmiannya pada tanggal 7 Desember 1821 menyebutkan bahwa dekorasi, perabotan, panggung serta sistem penerangannya sungguh-sungguh patut mendapat pujian, Penataannya diatur dengan cita rasa tinggi. Ini memang masuk di akal jika kita melihat jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk itu semua, yakni 3.707,06 gulden, melebihi separuh biaya pembangunan keseluruhan.
Mulanya Gedung Kesenian hanya diterangi lampu-lampu minyak dan lilin saja. Sesuai dengan perkembangan zaman, tahun 1864 sistem penerangannya dimodernisasikan dengan memakai lampu gas. Lampu listrik baru dipakai pada tahun 1882. Itu pun hanya di bagian dalamnya saja. Sampai tahun 1910 bagian luar gedung tetap hanya diterangi lampu-lampu gas.
Tempat duduk penonton terdiri atas parterre, yakni tempat duduk di bagian depan dekat panggung, serta balkon yang tidak terlalu tinggi di bagian belakang. Tempat duduk di balkon khusus untuk kaum wanita. Penonton laki-laki hanya boleh duduk di parterre. Kalau seorang laki-laki ingin menonton dekat sang pacar atau istri, ia boleh saja nonton dari balkon, asal tidak duduk.
Ruang-ruang kecil yang disebut loge, yang masih bisa kita lihat sampai sekarang, awalnya tidak ada. Tempat duduk dalam loge-loge itu tidak boleh dijual untuk umum dan harus selalu siap untuk para pejabat tinggi jika mereka sewaktu-waktu mau menonton opera atau drama. Mereka yang memiliki jatah untuk menggunakan ruangan khusus ini adalah gubernur jenderal (memiliki jatah dua logs dan 10 tempat duduk), ketua Raad van Indie, ketua mahkamah agung, pimpinan angkatan darat dan angkatan laut (jatahnya 16 tempat duduk), gubernur serta residen.
Entah kenapa, di Schouwburg mulanya juga tidak ada kantin. Padahal penonton selalu kehausan di tengah-tengah pertunjukan karena panasnya udara di dalam ruangan. Biasanya mereka lalu membawa sendiri minuman dari rumah, dan meminumnya pada waktu istirahat dalam kereta kuda masing-masing yang diparkir di sekitar gedung. Baru pada tahun 1849 dibuka sebuah cafe di samping Schouwburg.
No comments:
Post a Comment