Pecinan Batavia
Sewaktu memenuhi undangan Bupati Pekalongan, Tambah berkenalan dengan seorang pemuda Tionghoa bernama Liem Su King anak letnan Tionghoa di kota itu. Liem pindah ke Betawi untut membangun kehidupannya. Agaknya ayahnya tidak meninggalkan warisan besar, sehingga ia tak mungkin hidup tanpa bekerja
Liem akhirnya dipungut menantu oleh Mayor Tan Eng Goan karena terkenal sebagai orang muda yang berkelakuan baik pandai dan rajin. la dinikahkan dengan salah seorang putri dari selirnya.
Berkat koneksi mertua ia diangkat menjadi kuasa gabungan pemborong (pachter) madat yang merupakan usaha gabungarn dari lima orang pemuka Tionghoa, termasuk Tan Eng Goan. Pada waktu itu pemerintah Hindia Belanda memonopoli semua pembuatan dan perdagangan madat. Pemasarannya diserahkan kepada para pachter itu.
Sekalipun Liem Su King pernah berkenalan dengan Tambahsia di Pekalongan, perkenalan itu tidak dilanjutkan di Betawi. Liem lebih dekat dengan para pemuka Tionghoa lawan-lawan Tambah, di samping kedudukannya sebagai menantu Tan Eng Goan. Pada suatu hari Tambahsia mendengar dan kaki tangannya bahwa seorang wanita kerabatnya jatuh hati kepada Liem. Usaha pendekatan Oey untuk menghalangi tidak mendapat tanggapan. Oey menganggap itu sebagai penghinaan dan aib besar bagi keluarganya. Barangkali di samping peristiwa itu, dia sudah lama menaruh dendam kepada Liem Su King. Dia menganggap Liem sebagai antek para pejabat Tionghoa. Dia merasa diremehkan karena Liem tidak melanjutkan perkenalan mereka di Pekalongan.
Boleh jadi dendam itu juga makin dikobarkan oleh para antek dan penjilat yang selalu mengelilinginya, sehingga Oey bertekad untuk menyingkirkan Liem. Tetapi hal itu tidak semudah dilakukan seperti pada korban-korbannya yang lam. Liem Su King selalu dikawal ke mana pun perginya. Lagipula ia sudah mendengar tentang ancaman Tambahsia, sehingga ia selalu hati-hati dan waspada.
Oey bertambah geram melihat anak buahnya tak berdaya melenyapkan Liem. Pada suatu hari terpikir olehnya untuk melakukan muslihat keji, yakni menyingkirkan musuh dengan meminjam tangan orang lain.
Liem akhirnya dipungut menantu oleh Mayor Tan Eng Goan karena terkenal sebagai orang muda yang berkelakuan baik pandai dan rajin. la dinikahkan dengan salah seorang putri dari selirnya.
Berkat koneksi mertua ia diangkat menjadi kuasa gabungan pemborong (pachter) madat yang merupakan usaha gabungarn dari lima orang pemuka Tionghoa, termasuk Tan Eng Goan. Pada waktu itu pemerintah Hindia Belanda memonopoli semua pembuatan dan perdagangan madat. Pemasarannya diserahkan kepada para pachter itu.
Sekalipun Liem Su King pernah berkenalan dengan Tambahsia di Pekalongan, perkenalan itu tidak dilanjutkan di Betawi. Liem lebih dekat dengan para pemuka Tionghoa lawan-lawan Tambah, di samping kedudukannya sebagai menantu Tan Eng Goan. Pada suatu hari Tambahsia mendengar dan kaki tangannya bahwa seorang wanita kerabatnya jatuh hati kepada Liem. Usaha pendekatan Oey untuk menghalangi tidak mendapat tanggapan. Oey menganggap itu sebagai penghinaan dan aib besar bagi keluarganya. Barangkali di samping peristiwa itu, dia sudah lama menaruh dendam kepada Liem Su King. Dia menganggap Liem sebagai antek para pejabat Tionghoa. Dia merasa diremehkan karena Liem tidak melanjutkan perkenalan mereka di Pekalongan.
Boleh jadi dendam itu juga makin dikobarkan oleh para antek dan penjilat yang selalu mengelilinginya, sehingga Oey bertekad untuk menyingkirkan Liem. Tetapi hal itu tidak semudah dilakukan seperti pada korban-korbannya yang lam. Liem Su King selalu dikawal ke mana pun perginya. Lagipula ia sudah mendengar tentang ancaman Tambahsia, sehingga ia selalu hati-hati dan waspada.
Oey bertambah geram melihat anak buahnya tak berdaya melenyapkan Liem. Pada suatu hari terpikir olehnya untuk melakukan muslihat keji, yakni menyingkirkan musuh dengan meminjam tangan orang lain.
No comments:
Post a Comment