Thursday, March 12, 2015

Tempat Seniman dan Pejuang

Hans Bague Jassin

Di zaman pendudukan Jepang ini acara-acara di Gedung Kesenian terutama diisi oleh para seniman muda Indonesia yang tak mau tunduk begitu saja pada kehendak Jepang. Mereka itu antara lain Rosihan Anwar, Usmar Ismail, El Hakim (dr. Abu Hanifah), H.B. Jassin, Soerjo Soemanto, D. Djajakusuma, Kusbini dan Cornel Simanjuntak. Perkumpulan sandiwara amatir Maya di bawah pimpinan Rosihan Anwar tampil secara rutin sekali dua bulan dan menarik banyak penonton. Masyarakat waktu itu kurang suka pergi ke bioskop, yang kebanyakan hanya memutar film-film propaganda Jepang yang tak menarik.

Selain rombongan Maya, acara-acara Gedung Kesenian masa itu juga diisi oleh rombongan-rombongan sandiwara pribumi profesional, seperti Cahaya Timur, Pancawarna dan Bintang Surabaya. Rombongan yang terakhir menjadi terkenal dan digemari karena primadonanya yang cantik, Fifi Young.

Sejarah Gedung Kesenian ternyata tak hanya diisi oleh berbagai pagelaran acara kesenian. Ia juga sempat ikut berperan pada masa peralihan kekuasaan ke tangan pemerintah RI. Pada malam tanggal 29 Agustus 1945 di gedung yang dikenal sebagai Gedung Komidi itu dilangsungkan sidang pertama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang antara lain dihadiri Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta dan Ketua KNIP Mr. Kasman Singodimedjo.

Setelah lama tersia-sia dan hanya dianggap sebagai gedung tua yang boleh dipakai untuk apa saja - terakhir sebagai gedung bioskop khusus film Mandarin - Gedung Kesenian sejak awal tahun 1986 dipugar untuk dikembalikan pada bentuk dan fungsinya seperti sediakala. Seorang karyawan perusahaan pelaksana pemugaran mengatakan bahwa bagian-bagian tertentu dari gedung tua itu, seperti kamar rias dekat panggung yang jarang dibuka, berkesan sangat angker karena selalu gelap. Jangan-jangan kamar itu memang dihuni para arwah narapidana wanita yang ikut pindah dari Spinhuisgracht !

No comments:

Post a Comment