Thursday, March 26, 2015

Tempat Yang Pantas Untuk Ketemu Jodoh

Societeit Harmonie di Batavia

Kalangan "baik-baik" tentu tidak mungkin pergi ke tempat minum seperti itu. Mereka lebih suka mengadakan pesta dansa di rumah dengan memanggil pemain musik, naik perahu berhias di Kali Ciliwung yang airnya coklat, pergi ke pesta tembak atau pesta lain. Tempat umum seperti societeit atau tempat minum terhormat waktu itu belum ada.
 
Baru sekitar 1776, Reinier de Klerk, yang kemudian menjadi gubernur jenderal, mengajukan saran agar sebaiknya dibangun tempat pertemuan umum di kota itu, supaya gaya hidup tidak terlalu urakan dan ada kesempatan untuk ketemu jodoh yang pantas.
 
Mula-mula banyak orang mengajukan keberatan, tetapi akhir-nya terlaksana juga selama masa pemerintahannya. Lahirlah societeit Hindia Belanda (yang merangkap biro jodoh?) di Buiten Nieuwpoortstraat (Pintu Besar Selatan).
 
Daendels yang mulai berkuasa tahun 1808 merasa perlu memindahkah gedung societeit dari Pintu Besar yang dianggap agak jorok. Tujuan lain ialah untuk mengajak masyarakat Hindia Belanda keluar dari daerah kota, dan tinggal agak di "pinggir" kota untuk menghirup udara yang lebih segar.
 
Daendels bukan orang yang suka mengulur-ulur waktu. Wees-kamer (Balai Harta Peninggalan) memberi uang muka 75.000 atau 80.000 ringgit untuk mewujudkan gagasan tersebut, karena selama pemerintahannya tidak ada uang untuk membangun gedung pertemuan. Agar bunga 6% bisa terbayar, dia memerintahkan bahwa "semua pegawai negeri, militer maupun sipil" harus menjadi anggota soos yang baru itu. Maklum, Daendels memang memerintah dengan tangan besi.
 
Pembangunan langsung dimulai berdasarkan gambar yang dibuat Letkol J.C. Schultze. Batanya diambil dari bekas bongkaran tembok kota lama. Namun Daendels tidak mengalami gedung tersebut selesai. Bulan Juni 1811 ia kembali ke Belanda untuk ikut bertempur dalam perang Rusia sebagai brigjen.
 
Masa pemerintahan penggantinya, Janssens, lebih singkat lagi. Pada tahun yang sama ia harus menyerahkan Jawa kepada Inggris. Pembangunan tempat pertemuan itu terhenti karena tidak ada uang. Baru dalam pemerintahan Raffles, yang rupanya juga merasa betapa pentingnya tempat seperti itu, gedung itu akhirnya selesai dan bisa dibuka secara resmi pada tanggal 18 Januari 1815.
 
Keyakinan Raffles itu malah dernikian kuat, sehingga ia memutuskan agar pemerintah mengambil alih semua hutang kepada Balai Harta Peninggalan begitu bangunan itu selesai.

No comments:

Post a Comment